Cuma separuh
Keriaan membelah sepi
Digawangi hasrat sekilas
Waktu hujan dihari minggu
Kiat demi kata merupa fantasi
Deru rintik beradu aspal
Kala berteduh melawan dingin dan melankolia
Sebuah bercak tergenang hanyut susut
Ingin lama berteduh
Tapi secepat angin utara
Seka geliat awan hitam
Hingga kikis semua asa, lalu pudar
Terseokseok pulang
Semua gamang terucap
Tak perlu diukir atau tersurat
Hanya
Diam
Malu
Senyum
Lalu
Pergi
Kiranya hanya fana
Tak lagi menghasrat kini
Serdadu mengarak jasad kesabaran
Tak satupun menangis
Memang tak ada yang harus, perlu atau pantas ditangisi
Cuma lembaran kusut dan kelam
Hanyut bersama bercak pelangi digenangan
Menuju rumah kurakura
Lembab dan kotor
Walau purapura
sempat terkesima aku sedetik
Paruparu akan tetap mengecap udara
Tak ada yang perlu dikhawatirkan
Meski gerimis menyerbu
Saatnya serdadu pulang
Peluru dan panah tertancap
Mungkin robek, tembus sampai ke hati
Tak ada yang harus, perlu atau pantas ditangisi
Toh siang masih dimakan senja
Dan pagi masih datang membakar bulan
Tak ada yang harus, perlu atau pantas ditangisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar