ga berguna!
by David Alexander Jacob on Tuesday, 3 July 2012 at 23:47 ·
Dengan gontai ku berpindah dari satu langkah ke langkah lain..
Tak hiraukan hiruk dan pikuk yang mengelilingi di batas kesadaran..
Ia menunggu di perempatan dekat jembatan..
Hampir tiap hari mangkal sampai malam..
Sepeda ontelnya
baju lusuhnya
tulang punggung miringnya
dan harapan anak2nya yang ia gantung tepat di depan jidatnya.. Menjadi pendorong untuk ia tetap mengayuh sepedanya yang berat itu..
Mencari uang ribuan untuk beli makan, bayar kontrakan, iuran SPP kedua anaknya..
Aku naik, ia mengayuh..
Satu kayuh
dua kayuh
tiga kayuh
sepeda mulai oleng..
Napasnya tersengal agak melengking, kulihat bahunya bergetar bak menggigil..
Tak sampai setengah jalan, aku teriak "depan kiri pak"!
Aku turun..
Sedih, kagum, haru, iba..
Semuanya berbaur dan menemaniku merogoh gocengan dikantong celana..
Bapaknya menerima dengan senyum seolah telah menuntaskan satu lagi tanggung jawabnya dimalam itu..
Ia pergi berlalu..
Meninggalkan aku yang berjalan makin gontai mempertanyai diriku sendiri..
Apa hal berguna yg sudah kulakukan selama ini?
Sudahkah aku bertanggung jawab paling tidak pada diri sendiri?
Dengan tulang belakan yg bengkok, ia menjadi tulang punggung keluarganya.. Tempat keluarganya menggantungkan sedikit asa untuk esok, atau mungkin 12 jam kedepan..
Ketabahan bapak itu menamparku malam ini..
Agar jadi lebih berguna dan bertanggung jawab atas hidup..
Tak hiraukan hiruk dan pikuk yang mengelilingi di batas kesadaran..
Ia menunggu di perempatan dekat jembatan..
Hampir tiap hari mangkal sampai malam..
Sepeda ontelnya
baju lusuhnya
tulang punggung miringnya
dan harapan anak2nya yang ia gantung tepat di depan jidatnya.. Menjadi pendorong untuk ia tetap mengayuh sepedanya yang berat itu..
Mencari uang ribuan untuk beli makan, bayar kontrakan, iuran SPP kedua anaknya..
Aku naik, ia mengayuh..
Satu kayuh
dua kayuh
tiga kayuh
sepeda mulai oleng..
Napasnya tersengal agak melengking, kulihat bahunya bergetar bak menggigil..
Tak sampai setengah jalan, aku teriak "depan kiri pak"!
Aku turun..
Sedih, kagum, haru, iba..
Semuanya berbaur dan menemaniku merogoh gocengan dikantong celana..
Bapaknya menerima dengan senyum seolah telah menuntaskan satu lagi tanggung jawabnya dimalam itu..
Ia pergi berlalu..
Meninggalkan aku yang berjalan makin gontai mempertanyai diriku sendiri..
Apa hal berguna yg sudah kulakukan selama ini?
Sudahkah aku bertanggung jawab paling tidak pada diri sendiri?
Dengan tulang belakan yg bengkok, ia menjadi tulang punggung keluarganya.. Tempat keluarganya menggantungkan sedikit asa untuk esok, atau mungkin 12 jam kedepan..
Ketabahan bapak itu menamparku malam ini..
Agar jadi lebih berguna dan bertanggung jawab atas hidup..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar