My Archieve

Selasa, 21 Agustus 2012

Terbelenggu dalam "Merdeka"

Merdeka!! Merdeka!! Merdeka!!
Sorak seorang anak kecil 67 tahun yang lalu, ia berlari mengelilingi kampungnya, sambil memanggul senjata, ia terus berlari meneriakkan kata merdeka..
 
Kini sang bocah sudah tua..
dalam kerentaannya.. ia mulai menilik nasib negrinya..
Anak - anak sekolah bolos upacara, malah tawuran dengan anak - anak sekolah lain yang juga absen upacara..
Koruptor yang dipenjara dapet remisi dari "jang terkhormat bapak presiden"
Seorang ibu mengamen sambil menggendong seorang bayi miliknya atau milik ibu yang lain, ia pun tak tahu..
Macet total di berbagai kota di tanah air.. " bae lei kita cuma tinggal di kebong " kata si kakek sambil bersyukur..
Minyak kita, emas kita, pohon kita, flora dan fauna kita, budaya kita, kenapa bukan KITA yang menikmati??

" Kalo tahu bagini, lebe bae dulu kita nyanda usah bateriak "Merdeka" !!
for apa kita pe suar lelah? for apa kita pe darah yang tatumpah? for apa kita berjuang for ni negara?
kalo akhirnya cuma mo ancor di tangan torang pe generasi selanjutnya?? "

Dan sang kakek pun memejamkan mata..
Batinnya seakan terbelenggu, walau raga seolah telah merdeka..
Sekarang ia tak mampu angkat senjata.. hanya mampu panjatkan doa..
Kepada sang Khalik..
Untuk Indonesia..
Dirgahayu..

Dan
Mungkin saja
Merdeka..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar